Duka masih menyelimuti Elma Agustina (28), istri Brigadir Muhammad Nurhadi, yang meningg4l secara tr4gis saat bertugas di Gili Trawangan, Lombok Utara.
Dari kediamannya di Desa Sembung Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Elma mengenang momen terakhir bersama suaminya, termasuk video call terakhir yang terjadi pada Rabu, 16 April 2025, sekitar pukul 16.00 Wita.

Elma Agustina: Duka Istri Brigadir Nurhadi yang Tak Terima Suami Meninggal Tragis di Gili Trawangan
Lombok Barat, Bali777 News – Duka masih menyelimuti keluarga besar almarhum Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Polri yang meninggal secara tragis saat bertugas di Gili Trawangan, Lombok Utara. Istrinya, Elma Agustina (28) , hingga kini belum bisa menerima kondisi dan sejumlah informasi terkait kematiannya.
Dari kediamannya di Desa Sembung Narmada, Kecamatan Narmada, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Elma mengenang momen terakhir bersama suaminya sebelum berpamitan bertugas. Salah satunya adalah video call yang dilakukan pada Rabu, 16 April 2025, sekitar pukul 16.00 WITA.
“Saat dia sampai di Gili Trawangan, dia sempat video call dari dalam kamar. Dia tanyakan anak-anak, tidak ada masalah apa-apa,” ujar Elma saat ditemui Jumat (11/7/2025) malam. “Waktu itu dia kelihatan masih segar dan sehat.”
Namun, tak lama setelah percakapan tersebut, kejanggalan mulai terasa. Sekitar satu jam kemudian, anak mereka yang berusia lima tahun mencoba menghubungi Nurhadi kembali usai Maghrib, namun panggilan tidak kunjung dijawab.
“Anak saya menelepon sekitar tiga kali. Masih aktif, tapi tidak diangkat. Akhirnya kabar duka datang pada Kamis, 17 April 2025, sekitar pukul 02.00 WITA,” tambah Elma dengan nada sedih.
Elma mengaku tidak percaya bahwa suaminya meninggal dalam kondisi seperti yang disampaikan oleh pihak berwenang. Sebelum berangkat, Nurhadi bahkan sempat bercanda dan berpamitan dengan ringan. Ia ditugaskan untuk mendampingi Kasubid Paminal Polda NTB, Kompol I Made Yogi Purusa Utama, ke lokasi penugasan.
Hingga kini, Elma merasa ada banyak kejanggalan dalam peristiwa kematian sang suami. Ia menegaskan bahwa Nurhadi tidak pernah terlibat dalam hal-hal negatif seperti yang disebutkan dalam keterangan polisi.
“Dia itu tidak pernah merokok apalagi menggunakan obat-obatan atau minum minuman keras. Itu sama sekali tidak benar. Saya merasa dia dicekoki atau dipaksa sesuatu,” ucap Elma sambil menahan isak tangis.
Yang paling menyakitkan bagi Elma bukan hanya kehilangan suami, tetapi juga adanya tuduhan bahwa ia menerima uang sebesar Rp 400 juta dari tersangka inisial YG agar tidak mempersoalkan kasus tersebut.
“Itu semua fitnah. Saya tidak akan menukar nyawa suami saya dengan uang. Tidak pernah ada uang Rp 400 juta itu, demi Allah. Uang sebesar itu saja belum pernah saya lihat,” tegasnya.
Keluarga besar korban berharap proses hukum dapat berjalan transparan dan objektif. Elma meminta pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut untuk diadili dan dihukum sesuai aturan hukum yang berlaku.